• RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter

Sabtu, 16 Juli 2011

Kerugian Menabung di Bank

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmZL__9e2RAvBdE1TycycPFYqjTg6vk9ZAqVUtz0QkgjKDI_zQOHoq_xvRXyMR26_ZK6oTnEl_5yRRAA4r5tpSS1pAyhVhgOTj_7gmVxZBy03loHNV1k3Dp_fyyJ_wd4O3QeKs81LKhGI/s1600/bank-indonesia.jpg
Menabung memang penting. Tidak ada yang mau hidup miskin di hari tuanya, namun sayangnya informasi dan pendidikan finansial tidak ditanamkan sejak dini kepada masyarakat, akibatnya masyarakat kebanyakan cuma tahu dua cara menabung: di bank atau di bawah bantal.
Menabung uang di bawah bantal akan membuat anda rugi karena nilai uang akan semakin menurun karena tingkat inflasi. Nilai Rp. 20,000 pada tahun 1990 dengan nilai Rp. 20,000 di tahun 2010 tentulah berbeda.
Selain menabung di bawah bantal, masyarakat hanya tahu menabung di Bank atau deposito. Tapi sayangnya bunga bank amat sangat kecil.
Misalkan saja kita menabung di Bank itu. Tahapan Bank itu memberikan bunga 2,5% per tahun dengan catatan ada biaya administrasi 10,000 sebulan. Jika kita hitung, maka praktis bunga per bulannya adalah 2.5% dibagi 365, sekitar 0.208% per bulan. Anda harus memiliki uang sekitar 4,800,000 hanya untuk membayar biaya administrasi. Bank juga mengambil keuntungan dengan memberikan bunga sangat tinggi pada penggunaan kartu kredit, yakni 3% per bulan.
Jika kita tidak cerdik, maka kita akan menghadapi permasalahan klasik, uang kita tidak bisa mengalahkan laju inflasi.
Kenapa bank tidak mau memberikan kita bunga terlalu tinggi? Hal ini dikarenakan bank meletakkan uangnya pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang nilainya ditentukan Bank Indonesia. Bank memperoleh keuntungan dengan melakukan margin spread.
Jika bunga SBI 6.75%, maka mereka bisa mendapat keuntungan dengan mendapatkan bunga dari SBI dan meminjamkan kredit di atas bunga bank sentral. Ilustrasinya, Bank Indonesia memberikan bunga kepada bank yang menanamkan dana di SBI sebesar bunga bank Sentral (6.75%), sedangkan masyarakat yang menabung di deposito diberikan bunga 5.75%, mereka mengambil selisih keuntungan 1%.
Bayangkan betapa besar keuntungan yang diperoleh Bank, itu sebabnya, semakin banyak anda mencicil dengan kartu kredit dan melakukan pembayaran minimum, anda akan membuat bank tambah kaya karena bunga yang diberikan kepada konsumen sangat-sangat kecil.
Bank di Indonesia juga lebih gemar mengucurkan kredit untuk barang-barang konsumtif daripada kredit UKM, maka tidak mengherankan kalau susah sekali mendapatkan dana untuk keperluan bisnis. Bunga menggunakan kartu kredit misalnya, mencapai lebih dari 45%.
Misalkan anda menggesek tunai untuk meminjam uang dari kartu kredit dan hanya melakukan pembayaran minimum selama setahun, anda membuat Bank semakin kaya dengan memberikan mereka bunga 45%, padahal biaya bunga yang diberikan ke nasabah tidak lebih tinggi dari bunga bank sentral.
Salah satu yang jarang diajarkan di sekolah sejak dini adalah pendidikan finansial. Menabung di bank memang aman dan sangat likuid, tapi harus dibayar dengan bunga yang sangat rendah. Itu sebabnya orang harus mengenal instrumen investasi lain seperti reksadana.
Tentu saja ada alternatif lain seperti membeli emas atau obligasi, namun untuk golongan investor pemula, reksadana adalah instrumen investasi yang paling mudah untuk diakses dan tidak ribet.
Saya secara pribadi lebih suka menggunakan Bank sebagai tempat “singgah” sebelum uang saya diinvestasikan ke tempat lain seperti reksadana dan saham. Jadi jangan melihat Bank sebagai tempat untuk menabung, tapi lebih kepada fasilitator dan menjaga likuiditas saja, dengan demikian anda tidak terlalu sakit hati membayar biaya administrasi tahunan yang ditagihkan ke rekening anda.

Perbedaan Menabung, Asuransi, dan Investasi

http://syafrilhernendi.com/wp-content/uploads/2010/10/gold-coins-images.jpegSebagian masyarakat mungkin masih ada yang beranggapan kalo menabung di bank itu sebagai salah satu bentuk investasi finansial, begitu juga dengan asuransi.
Jika ngebaca beberapa literatur, kita bakal mengetahui bahwa menabung dan berasuransi itu berbeda dengan berinvestasi. Dimana pengertian investasi yaitu sejumlah pengorbanan ekonomi yang kita lakukan sekarang untuk memperoleh imbal hasil di masa mendatang.
Saving, sesuai definisi harfiahnya sendiri (menyimpan), merupakan kegiatan menyimpan uang dari kelebihan pendapatan setelah dikurangi dengan pengeluaran. Bank, sesuai dengan fungsinya menurut peraturan, hanya berperan sebagai media penyimpanan uang tersebut.
Kalo sebelumnya nyimpen duit di bawah kasur, maka dengan adanya bank akan menghindarkan masyarakat dari risiko kecurian dan risiko duitnya dimakan rayap. Memang, dengan menabung di bank ada bunganya, namun jika dibandingin dengan tingkat inflasi en biaya administrasi bulanan, tingkat bunga tadi bisa nggak jadi apa-apa (malah kadang lebih kecil dari inflasi yang menyebabkan daya beli uang kita jadi lebih sedikit). Bunga itupun sebenernya hanya gimmick marketing dari bank untuk menarik calon nasabah.
Seandainya sewaktu-waktu kita ngambil duit yang disimpen di bank, maka jumlahnya sesuai dengan dengan berapa yang kita tabung sebelumnya, jadi nggak mengikuti definisi investasi sebelumnya kan? Oya, simpanan di sini maksudnya berbeda dengan ‘simpanan’ lho, hehe..
Asuransi bukan tergolong investasi karena fungsinya yaitu sebagai proteksi. Asuransi bisa didefinisiin sebagai pengorbanan yang kita lakukan sekarang untuk menghindari risiko tak terduga di masa mendatang.
Jadi jika investasi itu kita MENGHARAPKAN IMBAL HASIL YANG KITA INGINKAN DI MASA DEPAN, maka asuransi itu kita MENGHINDARKAN RISIKO YANG TIDAK KITA INGINKAN DI MASA DEPAN. Contohnya jika kita berinvestasi pada reksadana dengan potensi pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar 60% selama tiga tahun, kita BENER-BENER BERHARAP ITU TERJADI kan? Tapi kalo kita asuransi kecelakaan untuk tiga tahun, kita SAMA SEKALI GA BERHARAP ITU BENER-BENER TERJADI KAN?
Nanti jika risiko yang kita proteksi itu akhirnya nggak kejadian di akhir masa asuransi, duit kita dibalikin, tapi sesuai dengan jumlah premi yang kita bayarin. Memang ada beberapa produk asuransi menggandeng produknya dengan beberapa unit link reksadana, tapi sekali lagi, itupun sebenernya lebih kepada strategi gimmick marketing asuransi untuk mendapatkan nasabah.
Dapat disimpulin dalam perencanaan keuangan, menabung menjalankan peran saving, asuransi dalam fungsi protection, dan investasi sebagai investing yang masing-masingnya memiliki peran dan tujuan berbeda dengan prioritas yang berbeda pula.
Asuransi patut didahuluin karena ada premi yang merupakan semacam kewajiban yang harus dikeluarkan tiap bulannya. Setelah pendapatan dikurangi seluruh pengeluaran bulanan dan penyisihan-penyisihan termasuk premi tadi, maka sisanya baik ditabung lebih dahulu untuk jaga-jaga keperluan mendadak lainnya. Kemudian baru kita bisa berinvestasi dengan bebas tanpa dihantui rasa takut karena segala kewajiban dan antisipasinya telah dipenuhi.

Jumat, 10 Juni 2011

TELEPHONE MURAH PAKE DBS-XL



Telf Keluar negeri Super Murah pakai XL-DBS.
- Sms ke malaysia : Rp.350/sms.
- Telp dengan menggunakan 01000 tarif : 900/menit.
Tambahkan 01000 + kode negara + nomor yang dituju.
Abudhabi, Dubai, Malaysia, Hongkong sudah bisa memakai kode 01000.
Jadi member DBS yang mempunyai keluarganya menjadi TKI ( Tenaga Kerja Indonesia ) suruh pake chip DBS-XL saja. Telf cuma 900/menit,
Dahsyat murah sekali telf keluar negeri dengan XL-DBS.
 Coba'in deh..gak rugi...

Minggu, 27 Februari 2011

Bapak Guruh Soekarno P

 
Bapak Guruh Soekarno P

Bapak Nu'manulhakim

 

Bp Andy Bawono

 
 Bp Andy Bawono, Gold Enterpreneur, Top Leader DBS Semarang.

Bp Busro

 
Bp Busro, Top Leader DBS Semarang.

 
Copyright 2010 Galeri DBS - All Rights Reserved.
Designed by Web2feel.com | Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com | Affordable HTML Templates from Herotemplates.com.